Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Soal UN & Materi Konflik dan Mobilitas Sosial

#Konflik dan Integrasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto konflik adalah pertentangan atau pertikaian yang merupakan suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan.

Konflik dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi, tapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.

Secara umum, ada beberapa penyebab terjadinya konflik sosial, yakni sebagai berikut.
a) Perbedaan antarindividu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
b) Perbedaan kebudayaan.
c) Perbedaan kepentingan antarindividu atau antarkelompok.
d) Situasi yang saling bertolak belakang atau kesenjangan.
e) Perbedaan cara mencapai tujuan.
f) Ketidaksamaan status.
g) Adanya perubahan sosial yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Beberapa ahli sosiologi membedakan konflik sosial atas berbagai bentuk, di antaranya:

1) Georg Simmel
Georg Simmel membedakan konflik atas konflik yang terjadi dalam hubungan intim dengan konflik yang terjadi dalam hubungan dangkal/sesaat.

2) Lewis Coser
Lewis Coser menyebut konflik terbagi atas:
  • Konflik Realistik
    Konflik realistik merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan tertentu yang kalau tujuan itu tercapai sangat mungkin akan menghilangkan sebab-sebab dasar konflik.
  • Konflik Nonrealistik
    Konflik ini mencakup ungkapan permusuhan sebagai tujuannya sendiri.

3) Ralf Dahrendorf
Ralf Dahrendorf membedakan sebagai berikut.
  • Konflik antara atau dalam peranan sosial.
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
  • Konflik antara kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.
  • Konflik antara satuan-satuan nasional.

4) Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto menguraikan konflik sebagai berikut.
  • Konflik atau pertentangan pribadi.
  • Konflik atau pertentangan rasial.
  • Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial.
  • Konflik atau pertentangan politik.
  • Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional. Secara umum, upaya mengatasi konflik sosial dilakukan melalui akomodasi. Akomodasi memiliki dua makna, yaitu yang merujuk pada keadaan dan proses. Akomodasi terbagi atas beberapa bentuk.
  • Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik atau psikologis.
  • Kompromi (compromise), yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.
  • Arbitrasi (arbitration), yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga sebab pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pihak ketiga ini dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berwenang.
  • Mediasi (mediation), hampir mirip dengan arbitrasi. Hanya saja pihak ketiga netral, hanya sebagai penasehat, yang tak berwenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
  • Konsiliasi (conciliation), yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.
  • Toleransi (toleration), yaitu suatu bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan formal. Berupa sikap sabar membiarkan perbedaan, sehingga pertikaian dapat selesai dengan sendirinya.
  • Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan seimbang sehingga akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu atau kemacetan yang mantap.
  • Ajudikasi (ajudication), yaitu suatu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.
  • Advokasi adalah bentuk pembelaan untuk menyelesaikan masalah hukum.
  • Segresi (segretion), yaitu masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.
  • Eliminasi (elimination), yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah.
  • Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar (dominan) meminta pihak lain untuk mentaatinya.
  • Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.
  • Minority consent, yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi dapat melakukan kegiatan bersama.
  • Konversi, yaitu penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
  • Gencatan senjata (cease fire), yaitu penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.     Konflik dan integrasi saling terkait sebagai sebuah siklus dalam masyarakat. Konflik yang terkendali akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menimbulkan konflik. Integrasi adalah suatu usaha untuk membangun interdependensi (keterkaitan) yang lebih erat antara bagian-bagian atau unsur-unsur dari masyarakat, sehingga tercipta suatu keadaan harmonis yang memungkinkan terjalinnya kerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

#Mobilitas Sosial

Secara etimologis, kata ’mobilitas sosial’ berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis, yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak. Mobilitas terjadi ketika seseorang berpindah dari suatu posisi ke posisi yang lain, antarlapisan sosial berbeda maupun dalam lapisan sosial yang sama.

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat banyak faktor yang memengaruhi mobilitas dalam struktur sosial, antara lain sebagai berikut.
  • a) Perubahan kondisi sosial.
  • b) Ras/kesukuan.
  • c) Ekspansi teritorial dan gerak populasi.
  • d) Komunikasi yang bebas.
  • e) Pendidikan.
  • f) Pembagian kerja.
  • g) Ukuran keluarga.
  • h) Jenis kelamin.
  • i) Perkawinan.
  • j) Penundaan kepuasan.
  • k) Situasi politik.
  • l) Program pemerintah. Beberapa bentuk mobilitas sosial.
1) Mobilitas Sosial Horizontal Peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

2) Mobilitas Sosial Vertikal
Perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).

3) Mobilitas Antargenerasi
Perbedaan status yang dicapai seseorang dari status orangtuanya.

4) Mobilitas Intragenerasi
Mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya.
Saluran untuk melakukan mobilitas sosial diistilahkan dengan social circulation.

Sejumlah saluran dimaksud, antara lain:
  • angkatan bersenjata,
  • lembaga-lembaga keagamaan,
  • lembaga pendidikan,
  • organisasi politik,
  • organisasi ekonomi,
  • organisasi keahlian, serta
  • perkawinan.

#Pembahasan Soal UN Konfik Sosial dan Mobilitas Sosial

soal konflik sosial

1. Saat penyelenggaraan Pilkada sering terjadi konflik antara kelompok pendukung calon pemimpin daerah. Pro-kontra di antara mereka dapat menimbulkan banyak keresahan, kerugian, dan kerusakan dalam masyarakat. Dalam tinjauan Sosiologi, faktor penyebab terjadinya konflik tersebut adalah …
  • A. kualitas calon pemimpin
  • B. kekayaan calon peserta
  • C. benturan kepentingan politik
  • D. banyaknya jumlah partai
  • E. pendidikan politik 
Pembahasan:
Dalam tinjauan Sosiologi, faktor penyebab terjadinya konflik pada soal adalah benturan kepentingan politik demi memperebutkan jabatan dan kekuasaan sebagai kepala daerah.

Jawaban (C)

2. Pembangunan fasilitas fisik di wilayah perkotaan sangat pesat dan sering disertai dengan penggusuran rumah penduduk. Sebagian penduduk yang diuntungkan cenderung bersikap setuju terhadap penggusuran, sementara kelompok yang dirugikan menolak penggusuran. Munculnya kelompok pro dan kontra atas konflik pada masyarakat perkotaan tersebut disebabkan oleh faktor …
  • A. tuntutan persaingan yang tinggi
  • B. perbedaan kualitas individu
  • C. proses perubahan yang terlalu cepat
  • D. perkembangan kebudayaan kelompok
  • E. perbedaan mata pencaharian masyarakat 
Pembahasan:
Konflik adakalanya ditimbulkan oleh perbedaan kesiapan dalam mengantisipasi perubahan. Pihak yang siap dan sigap mengantisipasi perubahan, tentunya akan dapat memanfaatkan perubahan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Sebaliknya, pihak yang tidak siap dan kurang sigap, pasti akan tertinggal, bahkan mungkin menjadi terbelakang. Dalam hal ini, konflik terjadi antara pihak yang mendukung adanya perubahan dengan pihak yang ingin mempertahankan status-quo.

Jawaban (C)

3. Disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan hingga menyebabkan terjadinya mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking) tampak pada peristiwa berikut …
  • A. anak seorang pengusaha menjadi seorang pedagang asongan
  • B. seorang pengusaha jatuh bangkrut karena kegagalan investasi
  • C. krisis ekonomi global menyebabkan PHK massal di berbagai sektor
  • D. jatuhnya kekuasaan suatu rezim akibat kudeta mengakibatkan kroni-kroninya turut tersingkir
  • E. seorang perwira TNI diberhentikan secara tidak hormat karena pelanggaran disiplin berat
Pembahasan:
Salah satu bentuk utama mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking) adalah turunnya derajat kelompok individu-individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan, misalnya jatuhnya kekuasaan suatu rezim akibat kudeta mengakibatkan kroni-kroninya turut tersingkir.

Jawaban (D)

4. Pimpinan perusahaan bersepakat untuk membentuk forum komunikasi dengan para buruh untuk mewujudkan keinginan-keinginan yang berbeda sekaligus saling mengurangi tuntutan antara pimpinan dan pekerja perusahaan. Interaksi asosiatif tersebut merupakan bentuk dari …
  • A. kontravensi
  • B. kerja sama
  • C. mediasi
  • D. kompromi
  • E. asimilasi 
Pembahasan:
Tampak pada soal adalah kompromi (compromise), yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutannya demi penyelesaian perselisihan dan memudahkan berlangsungnya penyesuaian.

Jawaban (D)

5. Mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) kemungkinan besar akan terjadi bila …
  • A. tingkat fertilitas tinggi
  • B. menikah pada usia produktif
  • C. lebih mementingkan bekerja ketimbang melanjutkan pendidikan
  • D. menjadi anggota organisasi sosial politik ekonomi yang penting dalam masyarakat
  • E. tetap menerapkan pola keluarga luas 
Pembahasan:
Hal-hal yang mendukung untuk melakukan mobilitas vertikal ke atas, antara lain sebagai berikut.
  • Jumlah anggota keluarga yang kecil.
  • Tingkat fertilitas atau kesuburan yang relatif rendah.
  • Penundaan perkawinan dan memiliki anak.
  • Penundaan bekerja karena melanjutkan pendidikan.
  • Keanggotaan dalam organisasi sosial politik ekonomi yang penting dalam masyarakat.
Jawaban (D)

Posting Komentar untuk "Soal UN & Materi Konflik dan Mobilitas Sosial"